Netanyahu Tegas : Pasukan Israel Tak Akan Tinggalkan Gaza, Tekanan terhadap Hamas Terus Diperketat

Tel Aviv, 11 Oktober 2025 — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa pasukan Israel tidak akan mundur dari Jalur Gaza, meski kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas telah disetujui. Ia menilai kehadiran militer di wilayah tersebut penting untuk memastikan Hamas benar-benar melucuti senjata dan Gaza didemiliterisasi.

Dalam pidato tegas yang disiarkan di televisi pada Jumat (10/10), Netanyahu mengatakan pasukan Israel “masih berada jauh di dalam wilayah Gaza dan menguasai semua posisi strategis yang mengendalikan jalur itu.”

“Dengan cara ini, kami mengepung Hamas dari segala arah. Kami bersiap menuju tahap berikutnya, di mana Hamas harus dilucuti dan Gaza didemiliterisasi. Jika itu bisa dicapai dengan cara yang mudah, bagus. Jika tidak — maka akan dicapai dengan cara yang sulit,” tegas Netanyahu.

Pernyataan itu muncul hanya sehari setelah pemerintah Israel menyetujui gencatan senjata sementara dan kesepakatan pembebasan sandera dengan Hamas. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Israel akan menghentikan sebagian operasi militernya dan menarik sebagian pasukan dari Gaza, sementara Hamas akan membebaskan semua sandera yang tersisa dengan imbalan Israel membebaskan lebih dari 2.000 tahanan Palestina.

Netanyahu mengonfirmasi bahwa 20 sandera yang masih hidup dan 28 jasad sandera akan segera dibebaskan. Hamas, di sisi lain, menyatakan bahwa proses penyerahan jasad korban mungkin memakan waktu lebih lama dibanding pembebasan sandera hidup.

Selain itu, kesepakatan juga membuka jalur kemanusiaan baru — truk-truk bantuan berisi makanan dan pasokan medis akan diizinkan masuk ke Gaza, guna menolong sekitar dua juta warga yang kini hidup dalam kondisi memprihatinkan setelah lebih dari dua tahun perang tanpa henti.

Namun, di balik pernyataan Netanyahu yang tegas, bayangan penderitaan warga Gaza masih membayangi. Serangan udara dan darat Israel selama dua tahun terakhir telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur wilayah tersebut, memicu kelaparan, dan menewaskan lebih dari 67.000 orang, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Kini, dunia menahan napas menanti — apakah gencatan senjata ini akan menjadi awal perdamaian yang rapuh, atau justru babak baru dari konflik yang belum berakhir?

Sumber : China Xinhua News

Kota Palu Raih Penghargaan TPKAD Award, Bukti Nyata Kepemimpinan Hadianto Dorong Inklusi Keuangan Daerah.

HUT Kabupaten Buol ke 26, Bupati Triwibowo Ajak Warga Jaga Semangat Perjuangan dan Perkuat Sinergi Pembangunan